🦡 Halaqah 42 Beriman Kepada Hari Akhir
Halaqahyang ke-42 dari Silsilah 'Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh. Beliau rahimahullah mengatakan. عن الحارث الأشعري رضي الله عنه عن النبي ﷺ أنه قال: آمركم بخمس الله أمرني بهن السمع، والطاعة
Halaqahyang ke-52 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah Tinggalnya Orang-Orang Yang Beriman Dan Orang-Orang Munafiq. Di dalam hadits Abu Said Al-Khudri yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhori dan Muslim disebutkan bahwasanya setelah orang-orang kafir baik musyrikin maupun ahlul kitab digiring ke neraka, maka tidak tersisa
Halaqahyang ke-42 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Memperbanyak Al-Hasanah (kebaikan) dan Menghilangkan As-Sayyi'ah (dosa) Bagian yang ke 2" itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya.
Volume10 Nomor 1 (2020) ISSN (P): 2087-4820 ISSN (E): 2579-8995 PEMBIASAAN TRADISI ASWAJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN RADIKALISME DI MADRASAH ALIYAH MATHOLI'UL HUDA KEDUNG JEPARA Fathur Rohman1; Hanifa A'la2 1,2 Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara ABSTRAK Artikel ini membahas tentang praktik-praktik tradisi Aswaja yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah (MA) Matholi'ul Huda Kedung Jepara
Halaqahyang ke-8 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Fitnah Kubur" Di antara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya fitnah kubur. Fitnah secara bahasa artinya adalah ujian. Fitnah kubur adalah tiga pertanyaan yang akan diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir kepada mayit baik seorang mukmin, kafir maupun
UstadzDr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى. Beriman Kepada Hari Akhir. Halaqah - 01 Makna dan Dalil Beriman Kepada Hari Akhir. Halaqah - 02 Bekal Perjalanan Menuju Negeri Akhirat. Halaqah - 03 Menjalankan Perintah Allah Bekal Menuju Akhirat. Halaqah - 04 Meninggalkan Kemaksiatan Merupakan Bekal Menuju Akhirat.
Halaqah02 ~ Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat | Beriman Dengan Keberadaan Malaikat Allah 👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat
Podcastini adalah podcast yang mengikuti #30haribersuara dari @ bisa konsisten 30 hari. Society & Culture · 2022 Global Nav Deschide meniu Global Nav Închide meniu
Halaqahyang ke-3 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Malaikat adalah tentang Beriman Dengan Nama-Nama Umum Malaikat Allāh. Malaikat adalah nama umum bagi makhluk yang mulia ini diantara beriman dengan malaikat Allah adalah beriman bahwasanya selain nama umum ini yaitu malaikat didalam Al-Qur'an, Allah juga memberi nama makhluk yang
Halaqahyang ke-58 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Beberapa Contoh Dosa Penyebab Terjatuhnya Seseorang Ke Dalam Neraka (Bagian 4). DIANTARA DOSA YANG BISA MENYEBABKAN SESEORANG TERJATUH KEDALAM NERAKA ADALAH DOSA WANITA YANG TIDAK BERSYUKUR KEPADA SUAMINYA.
Halaqahyang ke-42 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Keadaan Manusia Ketika Hisab. Ada di antara manusia yang kelak akan sulit hisabnya, ada yang mudah, dan ada di antara mereka yang sama sekali tidak dihisab.
Halaqahyang ke-68 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang Al-Jannah dan kenikmatannya (Bagian 3) Di antara makanan penduduk surga adalah daging burung dan buah-buahan. Mereka akan meminum arak di dalam surga yang tidak memabukkan dan tidak membuat pening kepala.
0hnF. Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Hari Akhir Halaqah 42 – Memperbanyak Al Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As Sayyiah Dosa Bagian 02 dari 03 Ustadz Dr. Abdullah Roy, Assalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillah wa sholatu wa sallamu ala Rosulillah wa ala ali sohbihi ajmain Halaqoh yang ke-42 dari silsilah beriman kepada hari akhir adalah tentang Memperbanyak Al Hasanah Kebaikan Dan Menghilangkan As Sayyiah Dosa Bagian yang kedua Diantara cara memperbanyak al hasanah dan menghilangkan as sayyiah atau dosa yang ketiga adalah memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan berbicara dan lain-lain. Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah subhana wa ta ala dengan niat yang benar yaitu untuk mencari pahala dari Allah subhana wa ta ala. Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang”. Hadist shahih riwayat Bukhari. Dalam hadist yang lain, Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam mengatakan yang artinya sesungguhnya orang-orang yang kaya, mereka adalah orang-orang yang sedikit hasanahnya pada hari kiamat, kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bersodaqoh kepada yang ada di kanannya, kirinya, depan dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan tersebut amalan yang baik. Hadist shahih riwayat Bukhari dan Muslim. Yang keempat diantara cara memperbanyak al hasanah adalah dengan memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah subhana wa ta ala karena amalan bisa menjadi hasanah seseorang bila diterima di sisi Allah. Dan syarat diterimanya amalan ada dua yaitu ikhlasdan sesuai dengan sunnah Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam Yang kelima adalah bertaubat dari dosa yang diiringi dengan iman dan amal sholeh, karena barang siapa yang melakukan yang demikian itu maka dosanya akan diganti dengan hasanah. Allah subhana wa ta ala menyebutkan bahwasannya orang yang menyekutukan Allah subhana wa ta ala, membunuh jiwa tanpa hak, berzina maka mereka akan mendapatkan azab yang pedih di hari kiamat, kecuali apabila dia bertaubat, beriman dan mengerjakan amal sholeh, maka Allah subhana wa ta ala akan mengganti dosa-dosa mereka menjadi sebuah kebaikan. QS Al Furqon 68-70. Yang keenam, memperbanyak istighfar setiap melakukan dosa atau kurang bersyukur atas nikmat, atau kurang dalam melakukan kewajiban, atau lalai dari mengingat Allah subhana wa ta ala. Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam bersabda … Tuubaa bagi orang yang menemukan dalam kitabnya istighfar yang banyak Hadist shahih riwayat Ibnu Majah. Tuuba ada yang mengatakan maknanya adalah surga dan ada yang mengatakan maknanya adalah nama pohon di surga. Yang ketujuh tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya. Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam bersabda yang artinya aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan membawa hasanah sebesar gunung-gunung Tihamah, maka Allah subhana wa ta ala menjadikan hasanah tersebut seperti debu yang berterbangan maka salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam tentang sifat mereka, maka Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam mengabarkan bahwasannya mereka adalah saudara-saudara kita, sholat malam sebagaimana kita sholat malam akan tetapi mereka apabila dalam keadaan sendiri dengan sesuatu yang diharamkan mereka pun melanggarnya. Hadist shahih riwayat Ibnu Majah. Itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini. Sampai bertemu kembali di halaqoh selanjutnya. Wassalamualaykum warahmatullahi wa barakatuh. Abdullah Roy di kota Al Madinah. Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiah HSI Abdullah Roy.
🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, حفظه لله تعالى 📗 Beriman Kepada Hari Akhir السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-41 dari Silsilah Berimān Kepada Hari Akhir adalah tentang “Pertanyaan Ketika Hisāb” Ketika hisāb, Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan berbicara dengan para hamba dengan cara yang sesuai dengan keagungan Allāh. Allāh akan bertanya tentang apa yang sudah mereka lakukan di dunia. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Tidaklah di antara kalian kecuali Rabbnya akan berbicara kepadanya. Tidak ada antara dia dengan Allāh penerjemah. Dia akan melihat di sebelah kanannya, maka dia tidak akan melihat kecuali amalan yang sudah ia lakukan. Dan melihat sebelah kirinya, maka dia tidak melihat kecuali amalan yang sudah dia lakukan. Dan akan melihat depannya, maka dia tidak melihat kecuali neraka berada di depannya. Maka jagalah diri kalian dari neraka meskipun dengan separuh buah kurma” Hadīts Bukhāri dan Muslim Adapun hadīts yang berisi bahwasanya ada tiga golongan yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak akan berbicara dengan mereka pada hari kiamat. ⑴ Orang yang mengungkit-ungkit pemberian ⑵ Orang yang menjual barang dengan sumpah palsu ⑶ Orang yang musbil yaitu memanjangkan pakaian di bawah mata kaki, yaitu bagi laki-laki Hadīts Riwayat Muslim Maka yang dimaksud dalam hadīts ini seperti yang dikatakan oleh sebagian ulamā bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak akan berbicara dengan mereka dalam keadaan ridhā. Tapi Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan berbicara kepada mereka dalam keadaan marah. Di antara hal yang ditanyakan di hari kiamat, yang pertama adalah tentang tauhīd kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman فَلَنَسۡـَٔلَنَّ ٱلَّذِينَ أُرۡسِلَ إِلَيۡهِمۡ وَلَنَسۡـَٔلَنَّ ٱلۡمُرۡسَلِينَ “Maka sungguh kami akan tanya umat yang telah diutus kepada mereka para Rasūl. Dan sungguh kami akan tanya para Rasūl” QS Al-A’rāf 6 Kita akan ditanya, bagaimana kita akan menjawab ajakan Rasūl dan ajakan Rasūl yang paling besar adalah Tauhīd. Di antara hal yang akan ditanyakan pada hari kiamat adalah kenikmatan yang Allāh berikan kepada kita di dunia. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman ثُمَّ لَتُسۡـَٔلُنَّ يَوۡمَٮِٕذٍ عَنِ ٱلنَّعِيمِ “Kemudian sungguh-sungguh kalian akan ditanya pada hari itu, tentang kenikmatan”. QS At-Takatsur 8 Di antara kenikmatan tersebut adalah kenikmatan makanan dan minuman bagaimanapun sederhananya di pandangan manusia. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Sesungguhnya pertanyaan pertama yang akan ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat tentang kenikmatan adalah akan dikatakan kepadanya, “Bukankan Kami telah menyehatkan badanmu dan memberimu air yang dingin?” Hadīts Riwayat Tirmidzi Di dalam hadīts yang lain Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, sampai ditanya, √ Tentang umurnya untuk apa dia gunakan, √ dan ditanya tentang ilmunya apa yang telah dia amalkan, √ dan akan ditanya tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan dalam perkara apa dia gunakan √ dan akan ditanya tentang anggota badannya untuk apa dia gunakan” Hadīts shahīh Riwayat Tirmidzi Orang yang mensyukuri nikmat tersebut, dialah yang akan selamat. Mensyukuri dengan hati, lisan maupun perbuatan. Hatinya mengakui kenikmatan tersebut, bahwasanya itu adalah dari Allāh. Lisannya bersyukur dan memuji kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan dia mempergunakan kenikmatan tersebut di dalam hal yang diperbolehkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Di antara hal yang akan ditanyakan Allāh Subhānahu wa Ta’āla ketika hisāb adalah pendengaran, penglihatan dan hati kita. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman وَلَا تَقۡفُ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۚ إِنَّ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡبَصَرَ وَٱلۡفُؤَادَ كُلُّ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ كَانَ عَنۡهُ مَسۡـُٔولاً۬ “Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak punya ilmunya. Sesungguhnya setiap manusia kelak akan ditanya tentang pendengaran, penglihatan dan hatinya.” QS Al-Isrā’ 36 Dengan demikian hendaklah seorang muslim menjaga pendengaran, penglihatan dan hatinya dari apa yang Allāh harāmkan. Di antara yang Allāh tanyakan adalah perjanjian. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman وَأَوۡفُواْ بِٱلۡعَهۡدِۖ إِنَّ ٱلۡعَهۡدَ كَانَ مَسۡـُٔولاً۬ “Dan sempurnakanlah perjanjian karena sesungguhnya perjanjian akan ditanyakan” QS Al-Isrā’ 34 Dan perjanjian di sini mencakup perjanjian seorang hamba kepada Allāh dan kepada makhluk. Seorang muslim dituntut untuk menyempurnakan janjinya. Di antara hal yang akan ditanyakan adalah tentang amanat yang telah Allāh berikan kepada kita. Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam bersabda yang artinya “Setiap kalian adalah penjaga amanat dan setiap kalian akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang imām atau pemimpin negara adalah penjaga amanat dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang bapak adalah penjaga amanat di dalam keluarganya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang ibu adalah seorang penjaga amanat di dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang apa yang dia jaga. Dan seorang pembantu adalah penjaga amanat harta majikannya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut .” Hadīts Riwayat Bukhāri dan Muslim Seorang pemimpin mendapat amanat dari Allāh untuk menegakkan hukum-hukum Allāh atas rakyatnya dan berbuat adil. Seorang bapak mendapat amanat untuk memimpin keluarga dan membawa mereka kepada kebaikan serta memberikan hak-hak mereka. Seorang ibu mendapat amanat untuk mengurus rumah tangga, mengurus anak, menasihati suami dan lain-lain. Seorang pembantu mendapat amanat untuk menjaga harta majikannya dan melaksanakan pekerjaan sebagai seorang pembantu. Masing-masing kita hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya apapun peran kita sesuai dengan yang Allāh perintahkan. Baik kita sebagai seorang pemimpin maupun yang dipimpin. Baik sebagai juru dakwah maupun yang didakwahi. Baik sebagai suami maupun seorang istri. Baik sebagai seorang ayah atau ibu maupun anak. Baik sebagai seorang guru maupun murid dan lain-lain, masing-masing hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya. Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Memperbanyak Al-Hasanah kebaikan dan Menghilangkan As-Sayyi’ah dosa Bagian yang ke 2” Di antara cara memperbanyak Al-Hasanah dan menghilangkan As-Sayyi’ah dosa Yang ketiga memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal mungkin. Seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota badan yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan berbicara dan lain-lain. Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan niat yang benar, yaitu untuk mencari pahala Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya, Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu luang Hadits Shahih Riwayat Bukhari. Dalam hadits yang lain Beliau ﷺ mengatakan yang artinya, Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang yang sedikit hasanahnya pada hari kiamat. Kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada yang ada di kanannya, kirinya, depan dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan tersebut, amalan yang baik Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim. Yang keempat adalah dengan memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Karena amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Dan syarat diterimanya amalan ada dua yaitu ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah ﷺ Yang kelima adalah bertaubat dari dosa, yang diiringi dengan iman dan amal shaleh. Karena barang siapa yang melakukan yang demikian itu, maka dosanya akan diganti dengan hasanah. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan bahwasanya orang yang menyekutukan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى membunuh jiwa tanpa hak, berzina, maka mereka akan mendapatkan azab yang pedih di hari kiamat. Kecuali apabila dia bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى akan mengganti dosa-dosa mereka menjadi sebuah kebaikan Al-Furqan 68-70. Yang keenam memperbanyak istighfar setiap melakukan dosa atau kurang bersyukur atas nikmat, atau kurang dalam melakukan kewajiban atau lalai dari mengingat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Rasulullah ﷺ bersabda, طُوْبَى لِمَنْ وَجَدَ فِيْ صَحِيْفَتِهِ اِسْتِغْفَارًاكَثِيْرًا Thuuba bagi orang yang menemukan di dalam kitabnya istighfar yang banyak Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. Thuuba ada yang mengatakan maknanya adalah surga, ada juga yang mengatakan maknanya adalah nama pohon di surga. Yang ketujuh tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya. Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya, Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan membawa hasanah sebesar gunung-gunung thihamah. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjadikan hasanah tersebut seperti debu yang beterbangan. Maka salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang sifat mereka, Maka Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara-saudara kita. Sholat malam sebagaimana kita sholat malam, akan tetapi mereka apabila dalam keadaan sendiri dengan sesuatu yang diharamkan, mereka pun melanggarnya Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah. itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah Baca juga HSI 05 – 41 Memperbanyak Al-Hasanah dan Menghilangkan As-Sayyi’ah 1
halaqah 42 beriman kepada hari akhir